Banyak orang mengaitkan gangguan mental hypophrenia dengan bipolar, padahal keduanya berbeda. Menurut seorang psikolog Rena Masri M.Psi, hypophrenia merupakan suatu kondisi gangguan mental yang mengakibatkan seseorang yang mengalaminya akan menangis dan sedih secara tiba – tiba bahkan tanpa ada alasan yang jelas.
Jika seseorang mengalami hypophrenia, mereka akan mengalami satu fase yang membuatnya tiba – tiba sedih atau tiba – tiba menangis. Namun tidak semua orang yang tiba – tiba menangis mengalami hypophrenia. Biasanya ada beberapa ciri yang teridentifikasi jika seseorang mengalami hypophrenia. Berikut kami akan berikan penjelasannya untuk Anda!
Ciri dan Cara Mengatasi Gangguan Mental Hypophrenia
Seseorang yang mengalami gangguan mental hypophrenia biasanya akan mengalami beberapa ciri berikut :
- Tiba – tiba meneteskan air mata padahal tidak sedang mengalami apapun
- Perubahan suasana hati yang mendadak
- Perubahan tutur kata dan perilaku
Air mata yang tiba – tiba menetes pada penderita hypophrenia biasanya akan membuat orang yang mengalaminya sadar dan bertanya kepada dirinya sendiri, “mengapa saya tiba – tiba menangis?” namun orang tersebut biasanya tidak mendapatkan jawaban tentang mengapa dirinya menangis.
Orang yang mengalami hypophrenia juga akan sering mengalami suasana hati yang tiba – tiba buruk dan bahkan ia akan merasa tiba – tiba tidak nyaman ketika ada orang yang mengajaknya bicara. Oleh sebab itu Anda tak perlu heran jika penderita hypophrenia menjadi ketus ketika diajak bicara atau sering menghindar dan menyendiri.
Lantas, bagaimana cara mengatasi gangguan mental jenis ini?
Hypophrenia bisa diatasi dengan beberapa cara berikut :
Memberinya waktu untuk mengenali dirinya sendiri
Orang yang mengalami hypophrenia butuh waktu untuk sendiri. Oleh sebab itu orang di sekitarnya harus memberinya waktu agar bisa tenang lebih dahulu baru kemudian mereka bisa diajak bicara.
Ketika serangan terjadi, jika ada orang yang langsung mengajaknya bicara atau bertanya kenapa biasanya emosi orang yang mengalami hypophrenia akan melonjak dan tidak terkendali. Oleh sebab itu memberi waktu adalah pilihan terbaik ketika serangan mood yang berubah tiba – tiba terjadi.
Ajak mengobrol ketika sudah tenang
Jika sudah merasa tenang, baru ajak dia mengobrol atau bicara. Namun dalam membuka obrolan jangan terkesan mencecar dengan terlalu banyak pertanyaan karena biasanya orang tersebut akan merasa terintimidasi sehingga memilih diam.
Dibandingkan bertanya mengapa dia tiba – tiba menangis, akan jauh lebih baik jika Anda bertanya apa yang dia rasakan saat ini atau apakah ada sesuatu yang mengganjal di dalam hatinya.
Jangan melakukan diagnosis dini dan konsultasi
Jika merasa masalah yang dialami berlarut – larut atau kondisi fluktuatif terjadi dari yang tiba – tiba menangis dan kemudian tenang kemudian menangis kembali, maka yang harus dilakukan adalah berkonsultasi ke psikolog.
Dengan begitu Anda bisa tahu penyebab hypophrenia terjadi dan langkah penanganan yang tepat untuk mengatasinya. Biasanya psikolog juga akan memberikan solusi, terapi dan beberapa alternatif yang bisa membantu menenangkan pasien hypophrenia.
Hindari melakukan self diagnosis karena bisa jadi seseorang yang didoktrin hypophrenia sebenarnya tidak sedang mengalami hypophrenia melainkan hanya memiliki masalah dan sulit baginya menceritakan apa yang menjadi masalahnya.
Oleh sebab itu komunikasi menjadi hal yang sangat penting dilakukan ketika ada perubahan emosi, perubahan suasana hati dan perubahan mood pada seseorang di sekitar kita. Jika memang komunikasi sudah dicoba namun tidak menyelesaikan masalah, berkonsultasi kepada ahli dapat menjadi langkah tepat yang bisa dipilih.